A-yo! Hello epriwan!
Chimin imnida^_^ boleh panggil Chim atau min aja gapapa kok.
Kali ini, aku bawa fanfiction nih >.<
SARANGHAE
Cast : Park Jimin, Jeon Jungkook, and other cast
Genre : Romance (?)
Length : Oneshot
DON’T BE A SIDERS AND SORRY FOR TYPOS^^ HAPPY READING<3
WARNING! BOY X BOY
Dorm BTS...
Jimin menyibak tirai kamarnya.
Cahaya matahari pagi menerobos melalui kaca jendela dan menyinari dirinya serta
seluruh bagian kamarnya. Jimin menghirup udara segar setelah ia membuka
jendela. Kemudian, ia teringat akan seseorang yang mungkin sekarang masih
tertidur lelap di kamarnya.
Jimin pun memakai sandalnya. Dan
pergi menuju ke kamar orang itu. Ia membuka pintunya dengan perlahan. Takut
akan membangunkan orang yang tertidur di dalamnya. Dari celah pintu ia melihat
seorang namja imut tapi tampan(?) dan juga manly tengah tertidur lelap. Jimin
berjalan menghampirinya dan duduk di pinggir tempat tidurnya. Ia mengusap
perlahan kening namja itu. Dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang
menutupinya.
Jimin terus memandangnya. Namja
tampan yang dicintainya itu tengah tertidur lelap dengan napas teratur dan
wajahnya terlihat sangat polos. Membuat Jimin semakin gemas.
“Hyung?” celetuk namja itu
tiba-tiba. Jimin langsung menarik tangannya. “Apa yang kau lakukan disini?”
“Kookie-ah? Apa hyung
membangunkanmu?” kata Jimin gugup.
Kookie, Jimin memanggil namja
bernama Jeon Jungkook itu Kookie.
“Aniyo, gwaenchanha... Ada apa?”
“Oh, tidak apa-apa, tidurlah
lagi” Jimin beranjak dari tempat tidur Jungkook.
“Hyung”
“Hm?”
Jungkook menarik lengan Jimin dan
membuat Jimin duduk di atas tempat tidur. Kemudian Jungkook memeluknya.
“Aku mencintaimu hyung~”
“Hm... aku juga”
Tiba-tiba, seseorang mengetuk
pintu kamar. Jungkook melepaskan pelukannya dan duduk di sebelah Jimin.
“Apa yang kalian lakukan?” tanya
Suga yang berdiri di pintu sambil menatap mereka tajam.
“A-ani” jawab Jungkook gugup.
“Cepatlah bangun, Jin hyung sudah
menyiapkan sarapan”
“Baik hyung” jawab keduanya
serempak.
Suga pun meninggalkan mereka
berdua.
Saat di meja makan Jimin terus memandang
Jungkook. Jungkook yang merasa tak enak hanya menunduk dan cepat-cepat
menghabiskan sarapannya.
“Hyung, aku sudah selesai. Terima
kasih makanannya” katanya sambil beranjak dari meja makan. Dan tanpa melihat ke
arah Jimin. Bahkan, melirik pun tidak.
‘Ada
apa dengannya?’ batin Jimin.
Setelah sarapan, Jimin yang
hendak menuju ke kamarnya tak sengaja melihat Jungkook di kamarnya bersama Jin.
Ia mengintip dari celah pintu.
‘Jin
hyung? Apa yang dia lakukan disini?’ Jimin terus mengintip dari celah
pintu. Tiba-tiba... ‘Apa ini? Mereka
berpelukan?’ Jimin menyandarkan
tubuhnya ke tembok. Ia tak percaya Jungkook dan Jin hyung.... Apa yang membuat
Jungkook menjadi seperti itu. Melihatnya membuat hati Jimin seperti teriris. Sakit.
Namja yang baru saja mengatakan ia mencintai dirinya memeluk orang lain. Apa
yang membuat Jungkook seperti itu? Jimin sungguh tak kuat melihatnya lagi. Ia
memutuskan untuk pergi.
Jimin mengunci kamarnya dan duduk
di lantai. Menangis. Ia menenggelamkan wajahnya di antara lututnya. Ia tak tahu
kenapa ia menangis. Ia sadar bahwa Jungkook adalah maknae dan karena itu semua
pasti menyayanginya. Tapi, entah mengapa ia merasa hanya dia yang boleh
memiliki Jungkook. Dan melihat kejadian itu membuatnya sakit.
~O~
“Hyung, apa kau melihat Jimin?”
tanya Jungkook pada Jin yang sedang memasak untuk makan malam.
“Tidak, apa dia tidak ada di
kamarnya?”
“Entahlah, aku belum melihatnya.”
“Lihatlah dulu, mungkin dia
sedang tidur”
“Baiklah”
Jungkook berjalan menuju ke kamar
Jimin. Ia mengetuk pintunya.
TOK! TOK! TOK!
“Hyung? Kau di dalam?”
Tidak ada jawaban.
“Hyung? Aku masuk ya?”
Jungkook pun memutar gagang pintu
kamar Jimin. Tapi pintunya terkunci.
“Hyung? Jimin hyung? Tolong buka
pintunya!” teriak Jungkook dari luar. Dan masih tidak ada jawaban. “Apa dia
tidur?”
“Hyung?! Apa kau mendengarku?
Tolong buka pintunya!” Jungkook mulai cemas. Apa terjadi sesuatu padanya?
Jungkook mencoba menelponnya.
Tapi, Jimin tidak mengangkatnya. Dan setelah beberapa kali Jungkook menelpon,
akhirnya Jimin mengangkatnya.
“Kookie-ah?”
“Jimin hyung? Apa kau baik-baik
saja? Kau dimana?”
“Ya, aku baik.” Jawab Jimin
lemah. “Aku ada di kamarku.”
“Buka pintunya hyung, aku
diluar.”
Jimin pun membukakan pintu
kamarnya. Dan melihat Jungkook berdiri disana menatapnya cemas. Beberapa saat
Jungkook hanya menatap Jimin. Kemudian segera memeluknya.
“Ada apa hm?” tanya Jimin lembut.
Seberapa kesal pun Jimin kepada Jungkook ia tak akan bisa memarahi atau
mengabaikannya. Ia akan tetap bersikap lembut terhadap Jungkook.
“Aku khawatir padamu hyung.
Kenapa kau tidak menjawabku? Kenapa kau tidak mengangkat telponku?”
“Aku... aku tertidur” jawab Jimin
gugup.
“Benarkah? Kalau begitu jangan
pernah mengunci pintumu.”
“Kenapa?”
“Aku menyayangimu”
“Kenapa kau begitu khawatir
padaku? Seharusnya aku yang memperhatikanmu dan mengkhawatirkanmu. Kau tidak
perlu lagi perhatian padaku”
“Sudah kubilang aku menyayangimu.
Bukankah kau juga? Tapi kenapa kau bicara seperti itu?”
“Tidak, aku tidak. Ada orang yang
lebih menyayangimu daripada aku. Dan kau pun begitu”
“Siapa? Tidak ada yang lebih
kusayangi daripada dirimu hyung” Jungkook menggenggam erat tangan Jimin.
“Seharusnya kau tau” jawab Jimin
sembari menundukkan kepalanya.
Beberapa saat mereka terdiam.
Sibuk dengan pikiran masing-masing.
“Hyung, apa kau cemburu pada Jin
hyung?”
Jimin tidak menjawabnya. Wajahnya
memerah. Bagaimana Jungkook tau itu?
“Apa aku benar?” tanya Jungkook
lagi.
“Ti-tidak kok” jawab Jimin
terbata-bata. Matanya mulai memanas dan air matanya siap mengalir.
“Akui saja hyung, kau tidak bisa
berbohong padaku. Itu sungguh terlihat jelas di wajahmu.”
‘Iya!
Aku cemburu padamu dan Jin hyung!’ teriak Jimin dalam hati. Dan
seketika itu juga air matanya jatuh membasahi pipinya.
“Aigo, kau sangat imut Jimin
hyung!” Jungkook meletakkan kedua tangannya di pipi Jimin. Ia menghapus air
mata Jimin. “Jangan menangis” Jungkook tersenyum.
‘Kau
tau? Saat kau melihatku dan menatapku seperti itu aku sangat canggung. Aku
gugup melihat wajah imut dan tampanmu bersamaan.’ Jimin mengalihkan pandangannya.
Tapi Jungkook memegang dagunya untuk menyuruh Jimin menatap matanya.
“Jangan seperti ini Kookie-ah.
Bagaimana kalau yang lain melihat?”
“Biar mereka melihat. Agar mereka
tau aku ini hanya milikmu.” Jungkook menatap Jimin semakin lekat. “Dengar,
jangan seperti itu lagi okey? Aku hanya mencintaimu. Dan selalu akan
mencintaimu Jimin hyung. Aku dan Jin hyung tidak ada apa-apa. Aku hanya
membantu Jin hyung menenangkan dirinya. Ia sedang sedih karena kedua orang
tuanya bertengkar. Jadi jangan berpikir yang tidak-tidak.”
“Ja-jadi...”
“Iya, kau salah paham”
“Maafkan aku Kookie-ah”
“Kau tidak perlu minta maaf
hyung”
“Aku mencintaimu Kookie-ah” kata
Jimin sambil memeluk Jungkook.
“Aku juga mencintaimu hyung”
Jungkook balas memeluk Jimin. “Sangat mencintaimu...”
-THE END-
Gimana? Gaje kan?
Jelek kan? Ga nyambung kan? Huhuhu...:( maafin aku ya kalau ff-nya jelek. Dan
makasih juga yang sudah baca:) yuk, lanjut ke imagine Jimin^^
IMAGINE JIMIN